awesomemovies.org – Setelah separuh perjalanan kami menonton film Malcolm & Marie, kami harus menghela nafas karena capek. Bagaimana tidak? Melelahkan rasanya menyaksikan sepasang kekasih yang terus menerus bertengkar tanpa jeda. Mungkin memang seperti itu yang diinginkan oleh Sam Levinson, sutradara sekaligus penulis film ini kepada para penontonnya. Mungkin Sam Levinson ingin para penontonnya ikut merasakan kelelahan seperti yang dirasakan oleh dua karakternya. Pasalnya, menonton filmnya saja sudah capek bagaimana yang mengalaminya?
Malcolm & Marie merupakan salah satu pelopor film Hollywood yang jalan ceritanya didesain berdasarkan situasi pandemi seperti sekarang ini. Sama halnya dengan aksi Anne Hathaway dan Chiwetel Ejiofor di Locked Down, Malcolm & Maria dibuat spesial dengan semua protokol pencegahan Covid-19. Oleh sebab itu, karakter dalam film ini hanya dua orang saja dan seperti halnya Locked Down, settingan tempatnya juga hanya di rumah saja. Yang membedakan adalah film ini tidak melibatkan adegan pencurian perhiasan, ditayangkan dalam hitam putih yang sangat indah dan dipersembahkan secara real time.
Rasanya tidak ada jeda nafas untuk penonton, jika mereka semua bertengkar dan menderita, maka penonton juga harus merasakannya. Malcolm (John David Washington) merupakan seorang pembuat film. Dirinya sedang berada di atas angin karena filmnya yang baru saja premiere ditonton banyak orang. Malcolm menghabiskan menit-menit pertamanya dengan minum alkohol sambil berjalan memutari meja makan dan terus menerus membahas tentang berbagai macam kritikus yang datang kepadanya.
Marie (Zendaya) merupakan pacar dari Malcolm yang merupakan seorang mantan addict. Marie merupakan seorang aspiring actor yang menjadi sumber inspirasi film Malcolm. Sepanjang film Malcolm & Marie ini diputar keduanya senantiasa bertengkar. Selama Malcolm mereka ulang semua kata-kata kritik yang didapatkannya. Marie hanya berdiam diri dengan gaun yang indah, makeup yang flawless dan rokok di sela-sela jarinya. Dirinya hanya menatap Malcolm dengan sabar dan lelah.
Pada saat Marie menyiapkan makanan untuk sang kekasih, Malcolm merasa Marie sedang bete dengannya. Marie menjawab lebih baik mereka berdiskusi besok saja, namun Malcolm tidak mau mendengarnya. Malcolm ingin mengetahuinya sekarang juga kenapa sang pacar bete. Akhirnya Marie mengatakan alasan dirinya bete karena Malcolm tidak mengucapkan terima kasih ketika di acara premiere tadi. Malcolm akhirnya mendesah kesal dan terpancing emosinya. Dari situlah semua perdebatan, pertikaian, dan kemarahan tiada ujung dimulai.
Tidak dapat dipungkiri kalau Malcolm & Marie merupakan sebuah film yang sangat enak untuk disaksikan dan didengar. Visual film ini cukup enak dipandang mata. Bagi anda yang menganggap kalau film hitam putih terkesan basi dan ketinggalan zaman, mungkin anda harus melirik film ini karena kesan hitam putih yang ada di film ini justru membuat film ini terlihat klasik. Dengan adanya dua orang yang terbilang good looking seperti John David Washington dan Zendaya sebagai pemeran utamanya membuat film ini layak disaksikan.
Sedangkan dari sisi audionya, Malcolm & Marie diramaikan dengan berbagai musik yang enak didengar. Jika anda menonton serial Euphoria yang juga dibuat oleh Levinson, anda mungkin sudah tahu kalau musik memiliki peran yang penting dalam melukis emosi. Levinson sendiri memang senang bercerita melalui musik yang dia pakai. Dalam film ini, bersiap-siaplah kalau anda akan terbawa suasana dengan berbagai musik jazz yang enak didengar. Hal ini merupakan sebuah kontras karena sepanjang film anda hanya menyaksikan dua orang yang tidak pernah berhenti bedebat.
Susah rasanya untuk tidak menuduh kalau film Malcolm & Marie ini sebagai proyek Levinson untuk berceramah tentang apa yang dia buat. Dialog-dialog yang dibuatnya, khusus semua ceramah yang Malcolm ucapkan tentang semua kritikan yang mereview filmnya, tersa seperti curhat colongan. Adegan tersebut juga menjadi seperti highlight khusus karena Malcolm benar-benar bermonolog sendiri dengan semangat yang menggebu-gebu sedangkan Marie hanya duduk diam mendengarkan.
Sekian review dan sinopsis yang dapat kami sampaikan untuk anda pecinta film. Film bertajuk Malcolm & Marie ini cukup layak untuk disaksikan meskipun anda akan merasakan lelah dan pusing dengan perdebatan pemerannya yang seakan-akan tidak ada ujungnya. Selamat menyaksikan.