Awesomemovies.org – Peringatan hari film Nasional yang jatuh pada tanggal 30 Maret 2021 kemarin dirayakan oleh para sutradara Indonesia. Asosiasi Sutradara Film Layar Lebar Indonesia atau tepatnya Indonesian Film Director Club turut merayakan dengan cara menonton bersama beberapa macam film Indonesia yang tertunda dalam penayangannya atau masih tahadap pasca produksi. Nonton bersama itu bahkan dihadiri oleh sejumlah sineas mula dari Ifa Isfansyah, Gina S Noer, Riri Riza, Robby Ertanto, Ismael Basbeth bahkan hingga Angga Dwimas Sasongko.
Ya, pada kesempatan itulah aktor Reza Rahadian dan juga aktris Rachel Amanda turut menghadiri acara nonton bersama. Pada kesempatan tersebut, mereka bahkan mendiskusikan berbagai macam judul film terutama yang belum diterbitkan. Seperti Keluarga Cemara 2, Losmen Bu Tejo, Ben & Joy dan masih banyak lagi lainnya. Perayaan hari Selasa 30 Maret 2021 kemarin tersebut bertemakan “100 Tahun Usmar Ismail”. Setelah melewati adanya perdebatan panjang buat bisa menentukan tanggal pada akhirnya tanggal 30 Maret telah ditetapkan oleh Dewan Film Nasional dengan disahkan.
Melalui keputusan presiden dengan nomor 25 tahun 1999 oleh BJ Habibie pada tanggal 29 Maret 1999,. Itu adalah hari pertama pengambilan dalam gambar film Darah dan Doa atau tepatnya The Long March of Siliwangi karya dari Usmar Ismail. Beserta menjadi pertama kalinya film dibuat orang beserta perusahaan asli dari Indonesia. Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Usmar Ismail beserta Djamaludin Malik diangkat sebagai Bapak Perfilman Nasional.
Sosok penting pada dunia perfilman, dalam dunia perfilman nama Usman Ismail sendiri diabadikan menjadi nama gedung perfilman yang berada di daerah Kuningan Jakarta Selatan. “Saya mengucapkan selamat hari film Nasional 2021 yang semuanya hadir di sini,” tandas sutradara Pritagita Arianegara dikutip dari detik.com. “Semoga ini menjadi semangat generasi penerus perfilman Tanah Air supaya generasi perfilman Tanah Air semakin baik beserta berkembang,” lanjut sutradara Pritagita Arianegara dikutip dari detik.com.
“Saat digagas enggak ada tujuan lain selain memberikan gairah, memberikan semangat buat perfilman Tanah Air pada masa sulit seperti ini,” lanjut sutradara Pritagita Arianegara selaku panitia Panjang x Lebar di Metropole XXI, Selasa 30 Maret 2021 kemarin dilansir dari Detik.com. Pritagita Arianegara juga mengatakan kalau Panjang X Lebar bisa diharapkan menjadi sebuah energi yang membuat film Tanah Air tidak pernah mati. Termasuk dengan diharapkan menjadi genre yang berbagai macam pada perfilman Indonesia.
“Semoga energi yang tercipta dalam layar besar ini bisa membuat film Tanah Air enggak akan pernah mati,” ungkap sang sutradara Pritagita Arianegara selaku panitia Panjang x Lebar di Metropole XXI, Selasa 30 Maret 2021 kemarin dilansir dari Detik.com. “Panjang X Lebar kita memilih sebagai tema dengan mempunyai harapan usia film Tanah Air semakin memanjang beserta dengan meluas yang berbagai macam,” ungkap Pritagita Arianegara, Selasa 30 Maret 2021 kemarin dilansir dari Detik.com.
“Semoga panjang x lebar ini memberikan manfaat seluas-luasnya,” tandas Pritagita Arianegara, Selasa 30 Maret 2021 kemarin dilansir dari Detik.com. Ya, tahun ini mengangkat tema yakni “100 Tahun Usmar Ismail”, HFN menjadikan bahwa pada hari ini sebagai momentum bersejarah buat mengenang karya Usmar Ismail sebagai bapak dari Perfilman Tanah Air. Dari halaman Kementrian Pendidikan beserta Kebudayaan RI, berbagai macam film karya dari Usmar Ismail pun disebutkan mampu dinikmati mulai dari tanggal 26 hingga tanggal 30 Maret 2021 kemarin dengan secara daring.
Tanggal 30 Maret yang ditetapkan sebagai HFI adalah tanggal yang sama halnya dengan hari pertama pengambilan gambar “Darah dan Doa” karya dari Usmar Ismail pada tahun 1950 lalu. “Darah dan Doa” dikatakan sebagai film pertama disutradarai oleh orang Indonesia begitu juga dengan berbagai macam kru yang terlibat dalam film tersebut. Film ini sendiri sebuah film nasionalis dengan dinilai sebagai film lokal pertama kali yang bercirikan Indonesia. Semangat Usmar Ismail memproduksi film pertamanya di Indonesia pada tahun 1950 lalu juga bisa menjadi sebuah pengingat untuk para insan film buat tetap berkarya di masa Pandemi Virus Corona (COVID-19) sehingga perayaan hari film Nasional enggak cuma menjadi sebuah ritual setiap tahunnya saja.